.
Share this Post:

Percaya Proses di Chelsea, Proses Cuci Gudang

SEGALANYA berjalan buruk bagi Chelsea selepas kepergian sang owner asal Rusia Roman Abramovich. Keguncangan terjadi di ruang ganti, pelatih berganti tanpa solusi, perekrutan pemain berharga mahal tapi dengan penampilan jauh di bawah harapan, dan tentu saja performa tim yang terjun bebas.

Selama musim 2022–2023 The Blues kehilangan marwahnya sebagai klub elite penantang juara. Rentetan hasil mengecewakan jadi santapan setiap pekan. Hanya 44 poin dari 38 laga Premier League dan berujung tertahan di peringkat ke-12 klasemen akhir.

Tentu fans Chelsea berharap perubahan pada musim baru nanti. Era kacau di tangan Graham Potter, Bruno Saltor, dan Frank Lampard telah berlalu. Pelatih incaran seperti Luis Enrique dan Julian Nagelsmann memang gagal direkrut. Tapi, mereka akhirnya memilih Mauricio Pochettino.

Setidaknya di kursi pelatih, mereka memiliki pelatih dengan reputasi cukup baik dan punya pengalaman di Premier League. Namun, yang mengejutkan adalah pada bursa transfer, Chelsea yang biasanya rakus membeli pemain, justru jadi klub penjual pemain. Cuci Gudang.

Sederet pemain dengan profil bintang mereka lepas. Kai Havertz, sang penentu kemenangan di final Liga Champions 2021 atas Manchester City dan masih berusia 24 tahun dilepas ke Arsenal. Mason Mount, salah seorang jebolan terbaik akademi, dan baru berusia 24 tahun dilepas ke Manchester United.


Baca selengkapnya...