.
Share this Post:

Youssoufa Moukoko Mengajari Cara Membalas Hinaan dengan Elegan

SAYA ingin berhenti (bermain sepak bola, Red),” kata Youssoufa Moukoko tiga tahun silam. Frustrasi. Itulah yang dia rasakan. Bukan karena skill yang tidak meningkat ataupun cedera, melainkan lantaran tudingan pencurian umur dan hinaan rasis yang kerap diterima.

Syukurlah, selain dukungan dari pelatih dan keluarga, pada dasarnya dia bukan sosok yang mudah menyerah. Andai saja, Moukoko tenggelam dalam sikap negatif itu, maka saat ini bisa jadi namanya tidak ada dalam daftar skuad Jerman yang berangkat ke Piala Dunia 2022 di Qatar.

Moukoko hanya punya satu resep jitu dalam mengatasi selentingan negatif kepada dirinya, yakni melalui sepak bola. Sebab, pada akhirnya, pembuktian paling sahih memang melalui performa di lapangan hijau.

Ketika usianya dipertanyakan. Hinaan rasis kerap dialami. Moukoko yang berusia 15 tahun kala itu, membalasnya dengan gol. Peristiwa ini terjadi saat Moukoko bermain untuk Borussia Dortmund U-19 melawan Schalke 04 U-19.

Saat itu, meski berusia 15 tahun, dia sudah tergabung dalam skuad U-19. Pasca mencetak gol kedua, hinaan berbau rasisme muncul dari kelompok suporter Schalke 04. Alih-alih terbawa suasana dengan ujaran rasisme, Moukoko malah membalasnya dengan elegan: mencetak gol ketiganya dengan sangat spektakuler. Sepakan keras dari jarak 25 meter. Pada laga derby tersebut, Borussia Dortmund menang 3-2. ”Saya bangga dilahirkan dengan warna kulit seperti ini, dan saya akan selalu bangga karenanya. #BlackLivesMatter,” tulis Moukoko di Instagram-nya pasca pertandingan.


Baca selengkapnya...