.
Share this Post:

Wawancara dengan Richard Mainaky: Coba Kevin Latihan seperti Butet, Wah Dia Dapat Semua Tuh!

RICHARD Mainaky seolah membeku di kursinya. Dia seperti tidak sadar Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir memanggilnya untuk bergabung dan berpesta di tengah lapangan Riocentro-Pavilion 4, Rio de Janeiro. Owi dan Butet ingin memeluk erat Richard dan merayakan keberhasilan meraih emas Olimpiade Rio 2016.

Emas dari Owi/Butet itu bukan cuma prestasi besar, tetapi sejarah luar biasa bagi bulu tangkis Indonesia. Sebab, untuk kali pertama, Indonesia akhirnya mampu mendulang emas Olimpiade dari sektor ganda campuran.  

Tetapi, berada dalam pusaran momen bersejarah di Rio de Janeiro itu, Icad--panggilan Richard Mainaky--mengaku tidak sepenuhnya larut ditarik oleh kegembiraan yang meluap-luap. Pada saat itu, jiwanya lebih banyak berada dalam kondisi termenung yang diakibatkan keheranan juga kebingungan.

Icad terkejut karena Tuhan yang dia percaya langsung merealisasikan harapan-harapan besarnya. Pagi sebelum final, Icad menemukan kata-kata soal pengalungan medali emas dalam bacaan harian rohaninya. Sore harinya, Owi/Butet benar-benar mendapatkan pengalungan emas, berada di podium tertinggi, dan membuat Indonesia Raya berkumandang di tanah Brasil.  

Icad memimpin skuad ganda campuran Indonesia selama 26 tahun. Sebagai pelatih, dia sudah meraih semua prestasi besar yang disediakan oleh dunia. Dan dia merasa, emas Owi/Butet di Rio 2016 adalah puncak dari kerja keras, komitmen, dan kecintaannya kepada bulu tangkis. Setelah emas itu, lalu dilanjutkan dengan keberhasilan Owi/Butet menjadi juara dunia 2017, Icad tahu bahwa kariernya sebagai pelatih nasional sudah mendekati akhir.


Baca selengkapnya...