.
Share this Post:

Thomas Tuchel, Pelatih Keras Kepala yang Terobsesi akan Kemenangan

TAHUN lalu jadi periode berat dalam karier dan hidup Thomas Tuchel. Setelah setahun sebelumnya menjuarai Liga Champions bersama Chelsea, pada 2022 kehidupannya berubah drastis. Bagaikan roda, pada 2021 dia berada di atas, lalu langsung berputar ke bawah pada 2022.

Selama 2021, dari lapangan hijau, prestasinya gemilang. Selain Liga Champions, Chelsea juga menjuarai Piala Super Eropa, dan Piala Dunia Antarklub. Dia juga terpilih sebagai pelatih terbaik Jerman 2021 dan UEFA Men's Coach of the Year 2020–2021.

Hidupnya seolah berada dalam panggung kejayaan. Penuh lampu sorot yang terang benderang, pesta kembang api, dan disertai semburan confetti. Lalu, pada April 2022, kebahagiaannya terusik. Istrinya Sissi yang sudah bersama sejak 2009 menggugat cerai.

Pada saat yang bersamaan, di Chelsea juga terjadi kemelut. Perang Rusia versus Ukraina mempengaruhi The Blues. Setelah melalui drama panjang, Roman Abramovich, konglomerat Rusia, yang berkuasa di Chelsea sejak 2003 terpaksa mundur pada 30 Mei 2022.

Chelsea menjadi labil di dalam dan luar lapangan. Ujungnya, pada 6 September 2022, Tuchel dipecat dari jabatannya sebagai pelatih Chelsea setelah rentetan hasil negatif. ”Saat ini, semuanya seperti hilang,” kata Tuchel sebagaimana dilansir Eurosport kala itu.


Baca selengkapnya...