.
Share this Post:

Shin Tae-yong Bukan Badut, Hanya Kebanyakan Drama

SAYA tidak setuju dengan komentar pelatih Persija Jakarta Thomas Doll. Tactician asal Jerman itu menyindir pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong lebih cocok menjadi badut ketimbang pelatih sepak bola.

Sangat layak apabila Doll akhirnya memutuskan meminta maaf kepada STY atas komentar kurang sopan tersebut. Ada baiknya, mantan pelatih Borussia Dortmund itu juga meminta maaf kepada badut.

Ya, kepada badut. Sebab, para pekerja badut bisa saja tersinggung. Biasanya badut itu lucu. Kalau tidak lucu terancam kena boo dari penonton atau bisa-bisa dilempari botol minuman. Dan, apakah STY lucu?

Bagi saya, skill melucu STY setara dengan kemampuannya membawa timnas Indonesia juara Piala AFF dan emas SEA Games. Setinggi itu level kelucuan pelatih asal Korsel tersebut.

Sekali lagi, STY bukan badut. Dia hanya kebanyakan drama. Memang benar, dia berasal dari Korea. Negara yang terkenal dengan dramanya. Sebagian dari kita menyukai drama Korea. Tapi, bukan drama pelatih asal Korea.

Ketika STY gagal membawa Indonesia juara pada Piala AFF 2020 (2021), saya dan sebagian dari kita masih percaya kepada kalimat: percaya proses. Apalagi, kala itu dia memainkan skuad muda dengan permainan yang menjanjikan.

Kemudian, pada SEA Games 2021 (2022), STY kembali gagal juara atau meraih emas. Kali ini malah gagal menembus final dan hanya merebut perunggu. Susah untuk percaya proses tanpa progres.


Baca selengkapnya...