.
Share this Post:

Rafael Leao yang Berselancar di Setiap Ombak

KEGAGALAN bukan akhir segalanya. Setidaknya itu yang berada di kepala Rafael Leao. Kegagalan bersama Timnas Portugal pada Piala Dunia 2022 saat tersingkir oleh Maroko pada perempat final memang menyedihkan, tapi sekali lagi, itu bukan akhir segalanya.

Apalagi, usianya masih muda. Pemain kelahiran 10 Juni 1999 tersebut percaya bahwa akan ada kesempatan lain yang mungkin bisa digapai setelah kegagalan. Pola pikir itu terbangun dari kecintaannya akan selancar. Lahir di Almada dan tumbuh di Nazare yang berada di tepi laut mengajarkan banyak hal.

Bagaimana kalian mengatakan ombak dalam bahasa Italia? Onda? Itu saja? Nah, katakanlah ketika kalian melewatkan ombak (kesempatan), kalian hanya perlu menunggu gelombang lain datang. Itulah pola pikirnya,” ujar pemain AC Milan itu kepada The Athletic.

Leao memang hidup dari satu kesempatan ke kesempatan lainnya. Kesempatan demi kesempatan yang menuntun takdirnya hingga sampai titik sekarang. Kesempatan itu tergambar dalam sepak bola yang telah dimainkannya sejak kecil di jalanan sekitar rumah.

Ketika saya masih kecil, ayah saya mencoba mencarikan saya sebuah tim. Saya mulai bermain ketika saya berusia 7 tahun. Di tempat saya tinggal ada sebuah taman tempat saya bermain dengan beberapa anak-anak. Lalu salah satu orang yang tinggal tak jauh dari situ, yang bekerja untuk sebuah tim, memberi tahu saya untuk pergi dan bermain dengannya. Klub itu bernama Amora FC,” ujar Leao dalam wawancaranya bersama Noisey.


Baca selengkapnya...