.
Share this Post:

Profesor Sekaligus Ayah bagi Timnas Brazil

KARIR sepak bolanya singkat. Cedera memaksa Tite pensiun pada usia 27 tahun. Pun hanya pemain medioker di klub semenjana. Prestasi terbaik yang pernah digapainya adalah menjadi bagian dari skuad Guarani saat runner-up Serie A Brazil pada 1986.

Tanpa pekerjaan, dia memilih membuka toko peralatan olahraga di Bento Goncalves. Bisnis yang hanya berjalan setahun karena sepak bola kembali memanggilnya. Klub semi pro Guarany de Garibaldi ingin merekrutnya sebagai pemain, tapi dia memilih menjadi pelatih fisik.

Justru, karir yang biasa-biasa saja itu, ditambah merangkak dari bawah sebagai pelatih, membuat dia berkesempatan menimba ilmu di perguruan tinggi. Dia sempat kuliah ke Instituto Estadual de Educação Cristóvão de Mendoza. Tapi, lulus sebagai sarjana di Pontifícia Universidade Católica de Campinas.

Sejak muda, pelatih timnas Brazil itu memang memiliki semangat menimba ilmu yang tinggi. Bahkan, ketika karirnya sudah matang, setelah membawa klub Brazil Corinthians berjaya hingga menjuarai Piala Dunia Antarklub 2012 mengalahkan Chelsea, kehausan akan belajar tidak hilang.

Tatkala kecewa lantaran bukan dia yang terpilih sebagai pengganti Luiz Felipe Scolari pada 2014, melainkan Dunga, setelah timnas Brazil dibantai 1-7 oleh Jerman pada Piala Dunia 2014, Tite memang patah arang. Kecewa berat. Dan yang dia lakukan adalah terbang ke Eropa dan belajar ilmu kepelatihan.


Baca selengkapnya...