.
Share this Post:

Pearly Tan-Thinaah Muralitharan Menjadi Simbol Perekat dan Persatuan Malaysia

LAGA babak 16 besar Japan Open 2022 itu selesai dalam tempo yang cukup panjang, 1 jam, 13 menit. Pertandingan itu sejatinya belum rampung di angka 21. Tetapi, Pearly Tan memilih menyerah. Dia sudah tidak tahan lagi. Sebab, selama 34 menit, otot hamstring dan tendon lutut kirinya seakan ditikam oleh rasa sakit yang begitu menyiksa.

Saat tangan kiri Pearly memegangi pahanya, saat tangan kanannya menjadikan raket sebagai penyangga keseimbangan tubuhnya, keluarganya di Alor Setar kembali teringat momen perih yang pernah terjadi bertahun-tahun yang lalu.

Peristiwa buruk yang menimpa Pearly di Maruzen Intec Arena Osaka itu begitu menyiksa, begitu menekan perasaan, begitu memupuk kekhawatiran bagi ayahnya, Tan Seng Hoe dan ibunya, Tan Chai Ling.

Mereka takut bakat putrinya bakal menguap begitu saja akibat kesialan yang terjadi secara turun menurun. Sebelumnya, kakak perempuan Pearly, Khong Yuen Tan, terpaksa mengakhiri karier singkatnya sebagai pemain bulu tangkis. Khong Yuen dihantam cedera bahu yang sudah tidak bisa dipulihkan lagi.

Ketakutan mereka semakin membumbung saat melihat Pearly menangis sejadi-jadinya. Air mata berlinang membasahi pipi saat Pearly berada dalam dekapan erat partnernya di sektor ganda putri tim nasional Malaysia, Thinaah Muralitharan. Pearly harus didorong menggunakan kursi roda saat meninggalkan arena pertandingan. Pearly/Thinaah dihentikan ganda Korea Selatan Baek Ha-na/Lee Yu-lim dalam kedudukan 21-13, 19-21, dan 11-16.


Baca selengkapnya...