.
Share this Post:

Meskipun Berkali-kali Patah, Kento Momota akan Coba Terus Melangkah

ITU adalah sebuah Februari yang tenang di Mitoyo. Cuacanya cukup dingin, tapi tak terlampau menusuk tulang. Di dalam sebuah rumah yang hangat, Kento Momota berusaha menjernihkan benaknya. Matanya memang masih sedikit kabur, tetapi dia sudah bisa menyaksikan warna hijau lembut di belakang rumahnya. Warna itu berasal dari deretan pohon pinus yang mengawali musim semi di tahun 2020.

Rumah itu masih sama. Kamar masa kecil Momota nyaris tidak pernah berubah. Potongan-potongan kenangan Momota masih terserak di sana. Piala dan medali tua, tumpukan komik One Piece yang masih sering dia baca, serta foto bersama sahabatnya waktu duduk di bangku sekolah.

Tetapi ada perasaan aneh dalam batin Momota yang membuatnya sulit menyatu dengan kenangan-kenangan manis itu. Sebab, tak cukup lama Momota tinggal di rumah itu. Cuma separuh usianya. Ketika SMP, dia sudah pindah ke Fukushima untuk mengejar impian masa kecilnya: bulu tangkis.

Kali ini Momota kembali ke kampung halamannya dengan alasan yang berbeda. Pasca menjalani operasi tulang di rongga mata kanan, dokter menyuruh Momota pulang dan memulihkan diri. Suasana memang tenang, tetapi sebenarnya cukup menyiksa benak Momota. “Rehat ternyata tak sebaik yang dibayangkan,” keluh Momota dikutip dari Sohu.


Baca selengkapnya...