Mata Saya Selalu Tertuju kepada Dani Alves
TERKADANG kehidupan di ruang ganti pemain itu lebih buruk ketimbang kehidupan pribadi. Dan, dalam banyak kesempatan, kemenangan itu ditentukan di ruang ganti, bukan di lapangan. Itu bukan karangan saya, melainkan petikan dari kata-kata Dani Alves.
Sulit meragukan pernyataan dari pemain yang paling sering pesta juara. Di dunia ini, tidak ada pemain sepak bola yang melebihi bek kanan timnas Brazil itu dalam urusan koleksi gelar juara. Bahkan, Lionel Messi kalah. Selama karirnya, Alves meraih 46 trofi di level senior.
Saya beruntung karena beberapa kali bertemu Alves dalam masa terbaiknya. Bisa melihatnya dari dekat, bukan hanya saat pertandingan, melainkan dalam beberapa sesi latihan. Dari sana lah saya berusaha memahami alasan mengapa pelatih Brazil Tite sangat menginginkan Alves ikut ke Piala Dunia 2022.
Ketika Alves bertanding membela Brazil melawan Kamerun (3/12), dia menjadi pemain sekaligus kapten tertua yang pernah membela tim Samba di Piala Dunia. Usianya 39 tahun. Keputusan yang membuat Tite sempat dihujat publik Brazil. Tite bergeming.
”Dia salah seorang kapten kami,” tutur Tite kepada ESPN. ”Saya datang ke sini bukan untuk membuat orang-orang di media sosial senang. Saya bahkan tak tahu berapa banyak orang Brazil yang aktif di sana. Saya hormati perbedaan pendapat, tapi saya di sini bukan untuk meyakinkan orang,” lanjutnya.
Baca selengkapnya...