Ketika Bono Menjawab Semua Keraguan
”SAYA tidak ingin kamu menghabiskan banyak waktu dengan sepak bola.” Begitu keluh ayah Yassine Bounou saat kiper timnas Maroko itu beranjak remaja. Namun, bakat dan keberanian pemain yang disapa Bono tersebut membuat sang ayah akhirnya mengalah.
Ayahnya yang seorang state engineer dan pernah menjadi profesor di Hassania School of Public Works, menginginkan sang anak berbagi fokus dengan pendidikan. Bukan berarti sang ayah melarang bermain sepak bola. Faktanya, justru mendaftarkan Bono ke Wydad Sports Club School di Casablanca.
Perkenalan Bono dengan sepak bola terjadi setelah kembali ke Maroko. Dia lahir di Montreal, Kanada, ketika ayahnya menimba ilmu di sana. Mereka baru kembali ke Casablanca, Maroko, ketika Bono berusia tiga tahun. Dia salah satu di antara 14 pemain dari skuad timnas Maroko yang lahir di luar negeri.
Karena lahir di Kanada, membuatnya sempat ditawari timnas Kanada. ”Ya, saya memang dihubungi oleh Benito Floro saat dia menjadi pelatih (timnas Kanada) (antara 2013 dan 2016). Saya belum memainkan pertandingan internasional dengan Atlas Lions (Maroko) saat itu,” ujar Bono kepada Balon Parado. ”Saya berasal dari Maroko dan saya besar di sana. Saya selalu bermimpi bermain untuk Atlas Lions,” lanjutnya.
Ya, pada usia delapan tahun, Bono mulai tergila-gila dengan sepak bola dan menghabiskan waktu bermain dengan teman-temannya di jalanan kota Casablanca. Itulah alasan ayahnya memilih memasukkannya ke akademi, ketimbang bermain di jalanan.
Baca selengkapnya...