.
Share this Post:

Keputusan Gila Dani Olmo dalam Mencintai Sepak Bola

DANI Olmo tengah menikmati akhir pekan ketika tiba-tiba telepon genggamnya berdering. Tinggalkan omong kosong ini, Dani,” sebuah pesan singkat dari pelatih Barcelona U-16, Quique Álvarez. Latihan Senin dimulai jam 10 pagi,” lanjutnya. Olmo yang saat itu masih berumur 16 tahun telah mengambil keputusan yang berisiko kalau tidak dianggap gila. Setidaknya itulah yang dipikirkan oleh orang-orang di Barcelona.

Dia meninggalkan La Masia untuk melanglang buana ke Kroasia dan bergabung dengan Dinamo Zagreb. Bukan bermaksud mengecilkan akademi Dinamo Zagreb, tapi semua orang tahu bahwa La Masia merupakan salah satu tempat terbaik untuk bakat-bakat muda mengembangkan karirnya. Olmo berbeda.

Semua orang memanggilku orang gila,” ujar Miquel Olmo, ayah Dani Olmo. Miquel Olmo adalah sosok yang menurunkan bakat sepak bola kepada Dani Olmo dan kakaknya, Carlos Olmo. Bukan pemain top, dia hanya bermain di divisi bawah di Liga Spanyol dan memutuskan pensiun di usia 32 tahun. Setelah itu dia berfokus pada usaha toko kosmetik, sambil menyalurkan hobi sebagai pelatih. Lagi-lagi bukan pelatih top.

Aku seorang pelatih di divisi dua Spanyol saat itu dan mereka membantaiku, mereka mengatakan aku sudah merusak karir anakku. Meninggalkan Barcelona memang tidak mudah, apalagi jika kamu adalah kaptennya, dan dia juga bermain untuk tim nasional. Itu adalah keputusan tersulit dalam hidupnya,” ujar pria 56 tahun itu dikutip Calciomercato.com.


Baca selengkapnya...