Kebangkitan Hugo Samir dan Motivasi Besar dari Jacksen F. Tiago
SESEORANG tidak perlu malu karena pernah berbuat kesalahan, selama dia bisa menjadi lebih bijaksana daripada sebelumnya. Itulah kutipan dari seorang penyair Inggris Alexander Pope yang terkenal pada abad 18. Lagipula, mana ada manusia yang luput dari salah.
Hugo Samir merasakannya pada usia yang masih belia. Sanksi larangan bermain setahun dan denda Rp 5 juta dijatuhkan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI kepada Hugo Samir. Pelajaran yang sangat tegas kepada seorang pemain yang baru berusia 16 tahun.
Hukuman itu dijatuhkan sebagai buntut dari kericuhan dalam pertandingan Bhayangkara U-18 versus Persebaya U-18 pada lanjutan kompetisi Elite Pro Academy (EPA) U-18 2021, 26 Oktober 2021. Hugo terlibat dalam keributan tersebut.
Putra kandung dari mantan pemain asal Brazil sekaligus pelatih elite di sepak bola Indonesia Jacksen F. Tiago tersebut pernah berada di titik terendah. Namun, dia bisa memperbaiki diri dan bangkit. Kini, dia dipanggil membela Indonesia U-20 yang dipersiapkan menuju Piala Dunia U-20 2023.
”Dapat larangan itu menjadi titik terendah dia (Hugo). Papanya (Jacksen) terima saja, buat jadi pelajaran. Saya nasihat ke Hugo, ’Saat hukuman berjalan, kamu berikan yang terbaik, lakukan yang terbaik. Saat nanti kamu dipanggil timnas, mental dan fisikmu sudah siap,'" ujar Nadirah Bajamal, ibu Hugo.
Baca selengkapnya...