.
Share this Post:

Karena Mauricio Pochettino Lihai Mengoptimalkan Talenta Muda

SULIT bagi fans Chelsea melupakan era Roman Abramovich. Selama 19 tahun dia berkuasa di Chelsea, klub London itu 21 kali merayakan gelar di berbagai ajang. Di antaranya, mereka lima kali juara Premier League, lima kali juara Piala FA, dua kali juara Liga Champions, dua kali juara Europa League.

Sesuatu yang menjadi beban bagi Todd Boehly sebagai pemilik baru Chelsea. Apalagi, dia mengawali musim penuh pertamanya sarat dengan masalah dan performa yang jeblok. Sebelum era Abramovich, Chelsea adalah klub medioker, dan berpotensi kembali medioker di tangan Boehly.

Keputusan memecat Thomas Tuchel, pelatih yang membawa Chelsea juara Liga Champions 2020-2021 pada awal musim ini berujung pada kekacauan. Graham Potter yang diharapkan bisa menjadi pemimpin dari proyek jangka panjang Chelsea gagal total.

Lebih parah lagi, setelah memecat Potter, Boehly kebingungan menunjukkan siapa yang menjadi kandidat pengganti. Telah terjadi negosiasi dengan dua kandidat kuat, yakni Luis Enrique dan Julian Nagelsmann. Nyatanya, negosiasi tidak berlanjut.

Akhirnya, malah menunjuk Frank Lampard sebagai pelatih sementara hingga akhir musim. Belakangan, Nagelsmann menarik diri dari negosiasi dan Enrique juga tidak pasti. Kini muncul nama Mauricio Pochettino. Bukan situasi yang biasa kalau berpatokan pada era Abramovich.


Baca selengkapnya...